Kamis, 11 Juni 2015

Artikel Tentang Mata Kuliah Semester I Pendidikan Agama Hindu Kaharingan




ARTIKEL TENTANG
MATA KULIAH  PENDIDIKAN AGAMA HINDU
A.      Perkembangan Agama Hindu di India
Perkembangan agma hindu di india berlangsung dlm kerun waktu yang amat panjang yaitu berabat-abat hingga sekarang. seorang ahli mengatakan yaitu govinda 1924 perkembangan dapat di bagi 3  zaman :
1.        Zaman weda kono , zaman weda kono dimulai sekitar thn
    2500 sm.
2.        Zaman brahmana, zaman brahmana diperkirakan berkembangya sekitar thn 322-298   sm
3.        Zaman upanisad , zaman upanisad zaman ini menitik berkan pada ajaran panncasrada.
          Sejarah agama hindu perkembangan agama hindu di india dapat di ketahui dari kitab kitab suci hindu yang terhimpun dalam weda sruti, weda smerti, itihasa dan upanisad dsb. Menurut tradesi hindu maha rsi yang sangat berjasa nya dalam menghimpun dan mengkodepikasi catur weda adalah maha rsi  vyasa. Beliau di bantu oleh 4 orang siswanya yaitu :
a.    Maha rsi pulaha sebagai penyusun Reg Weda
       Reg weda merupakan tertua dan terpenting dan menunjukan kebenaran yang mutlak dan di ucapkan untuk mengundang mendekatkan tuhan yang maha esa dan manipestasinya yang di puja agar hadir pada saat upacara.
b.        Maha rsi jaimini sebagai penyusun Sama Weda
       Isinya hampir seluruhnya di ambil dari reg weda kecuali beberapa nyanyian suci yang di nyanyikan pada waktu upacara di lakukan penyampian nyanyian di berkan lagu yang di ucapkan oleh pemimpin upacara.
c.         Maha rsi waisampayana penyusun Yajur Weda
Berbentuk prosa yang isinya berupa yajur ataau lapal dan doa pengucapan di laksanakan pada suatu upacarg a korban.pungsi lapal bukan memuja para dewa melaikan untuk mengubah upacara korban yang di persembahkan menjadi makanan yang dapat di terima oleh para dewa dengan pengucapan yang berulang-ulang di sertai dengan menyebutkan nama dewa yg di hadirkan .
d.        Maha rsi sumantu penyusun Atharwa Weda.
Isinya mantra mantra kebanyakan ber bersipat magis yang memberi tuntunan hidup sehari hari bsrhubungan keduniawian seperti sihir.tenung dan perdukunan isi sihir dimaksud adalah untuk menyembukan orang sakit mengusir roh roh jahat dan mencelakan musuh.
          Weda sebagai sumber ajaran agama hindu terdiri dari kitab sruti dan smerti. Sruti adalah wahyu tuhan dan smerti adalah penjelasan atau tafsir terhadap wahyu tuhan.
B.       Sejarah Agama Hindu Di Indonesia Dan Perkembanganya.
          Secara umum dapat di ketahui bahwa masuk dan berkembangnya agama hindu di indonesia berasal dari india berlangsung secara damai melalui kontak perhubungan dan perdagangan proses tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang amat panjang. Di awali dengan adanya kontak perdagangan yaitu  tukarmenukar barang kemudian kontak kebudayaan dan sampai masalah agama dengan mendirikan kerajaan-kerajaan hindu di indonesia.
          Pengaruh agama hindu secara jelas dapat di ketahui sekitar thun 400 masehi dengan di dapatkan batu bertulis dalam bentuk yupa di tepi sungai mahakam Kalimantan Timur, menyebutkan tentang kerajaan Kutai. Yupa tersebut berupa tiang batu yang di pergunakan untuk mengikat binatang korban saat dilaksanakan upacara. Dari isi yupa tersebut memberikan bukti-bukti kehinduan yang tertua di indonesia.
           Yupa itu pergunakan hurup pallawa dan bahasa sansekerta, keterangan-keterangan yang di lukiskan pada yupa di tinjau dari relegi menunjukan sivaistis dengan vaprakesvara pada isi yupa yang ketiga dari 7 buah yupa yang di temukan. Vaprakasvara berarti suatu tempat suci yang berhubungan dengan dewa iswara (nama lain dari deva siwa).  Dari yupa yang lain  juga dapat diketahui bahwa agama yang di anut di kutai adalah agama brahma, yaitu dengan jenis hadiah yang di berikan oleh raja Mulawarman kepada para pendeta di tempat suci yupa.
           Selanjutnya agama hindu berkembang ke Jawa Barat yang  di perkirakan mulai abad ke-5 di tandai dengan munculnya kerajaan Taruma Negara dengan rajanya bernama Purnawarman. Bukti-bukti dengan adanya 7 buah prasasti pada batu-batu bertulis memakai hurup pallawa dan bahasa sansekerta. Ke 7 prasasti  tersebut di temui Ciaruetum, Bebun Kopi, Jambu Pasir Awi, Muara Cianten Lebak.
          Dari prasasti tersebut di peroleh keterangan bahwa rajapurnawarman beragama hindu dengan Menokohkan dewa wisnu sebagai  sumber pemberi kemakmuran.hal ini jelas di sebutkan bahwa dalam prasasti .Tugu raja Purnawarman dalam perintahanya menggali sungai gotami yang di akhiri dengan pemberian hadiah berupa 1000 ekor lembu kepada Brahmana.
          Selanjutnya agama hindu berkembang di jawa tengah di perkirakan sekitar tahun 670 masehi dengan di berikan berupa batu bertulis memakai huruf pallawa yang tipe hurufnya  memakai bahasa sansekerta hal tersebut menyatakan  pengaruh hindu yang berkonsepsikan tri murti yaitu pemujaan terhadap dewa brahma ,wisnu dan siwa muncul di Jawa Tengah.
          Perkembangan agama hindu berikutnya di Jawa Timur.dapat diketahui dari munculnya empu sindok sebagai peletak dasar yg memerintah di kerajaan medang pada thn 929-947 ms. Bergelar sri isana tungga dewa wijaya yang berarti raja yang sangat memuliakan pemujaan Dewa Siwa dan berkonsepkan Tri Murti.
          Perkembangan agama hindu berikut beralih dari Jawa Timur ke Bali di perkirakan dari abad ke 8 hingga abad ke 10 hal ini di buktikan penemuan Ye  Te Mantra Bhuda Siwa Sidharta di pejeng bukti yang lebih jelas dengan adanya pendirian pura besakih di bali. Begitu juga di lur pulau bali sudah berdiri pura,bahkan hampir di seluruh indonesia ,t ermasuk di Kalimantan Tengah
C.       Alam  Semesta Dan Isinya
a.    Asal Mula Alam Semesta
     Alam semesta atau jagat raya ini dahulu pernah tidak ada, lalu ada,kemudian tidak ada lagi demikian seterusnya berulang-ulang kali. Pada saat alam ini mengada di sebut Srsti atau Brahma Diwa atau siang hari Brahma. Ketika alam ini meniada di sebut dengan Pralaya atau Brahma Nakta. Proses (peristiwa) mengadakan alam ini berlangsung secara berjenjang dari jenjang yang teramat gaib/halus sampai pada jenjang tampak berwujud/kasar.ketika tiada apa-apa yang ada hanya tuhan.kemudain tuhan menjadikan dirinya Sadsiwa atau Saguna Brahma. Pada jenjang ini tuhan telah menjadi/berwujud/berbadan purusa dan prakerti. Purusa adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan, sedangkan prakerti unsur dasar yang bersifat kebendaan, baik kedua-duanya tak dapat diamati dan tanpa permulaan.
b.    Asal Mula Manusia Dan Unsur-Unsurnya
Asal mula manusia dan alam semesta ini pada hakekatnya adalah sama yaitu dari purusa dan prakerti maka itu alam semesta ini lajim di sebut buana agung sedangkan diri manusia di sebut buana alit. Pada diri manusia unsur purusa itu menjadi jiwatma sedangkan unsur prakerti menjadi badan kasar atau satula sarira juga di sebut raga sarira.-sukma sarira linga sarira terjadi dari :Budhi, Manas, dan  Ahamkara di sebut Triantah karena  (tiga penyebab akhir) dengan masing-masing fungsi adalah:
1.    Budhi berfungsi untuk menentukan keputusan
2.    Manas berfungsi untuk berpikir
3.    Ahamkara berfungsi untuk merasakan dan bertindak.
c.    Hakekat Manusia
Manusia adalah makluk yang berakal budi, manusia sering di sebut atmaja, anuja, atau janma dan juga purusa. Manusia di katakan manusia oleh karena ia pada hakekatnya adalah penjelmaan dari anu, anu dalam bahasa sansekerta berarti atom maksudnya percikan kecil dari tuhan dan di sebut purusa oleh karena manusia meang berasal dari purusa atau juga wesesa.
       Jika si rajas yang lebih unggul dibanding dengan satwam dan tamas maka menyebabkan atma akan jatuh keneraka. Akhirnya apabila si tamas yang paling ungguldi banding dengan yang lainya maka menjelemalah atma sebagai  binatang dan tumbuh-tumbuhan.
D.   Pokok-Pokok Sradha Dalam Agama Hindu
            Panca sradha pokok-pokok keimanan dalam ajaran agama hindu dapat di bagi menjadi lima bagian yang di sebut dengan panca sradha, panca berarti lima (5) sradha berarti kepercayaaan yaitu :
1.    Percaya akan adanya Sang Hyang Widhi
2.    Percaya akan adanya Atman
3.    Percaya akan adanya Karmapala
4.    Percaya akan adanya Punarbhawa
5.    Percaya akan adanya Moksa
     Catur Purusartha, pembagian catur purusartha catur purusa artha terdiri dari  catur berarti empat (4), purusa berarti jiwa atau manusia dan artha berarti tujuan hidup manusia. Di dalam kitab brahma purana di jelaskan bahwa tubuh adalah alat untuk mendapatkan dharma,artha,kama dan moksa.
     Artha , kata artha berarti tujuan,demikian juga dengan kaitan dengan peramartha tujuan yang tertinggi tetapi sebagai tujuan dari catur purusartha, artha berarti kekayaan.dalam ajaran agama hindu sangat memperhatikan kedudukan dan fungsi artha dalam kehidupan.mencari dan memiliki harta bukan suatu hal yang di larang melaikan suatu hal yang di anjurkan.
E.       Agama Hindu Dan Pembangunan Nasional
          Keselaran tujuan Agama Hindu dan tujuan pembangunan nasional. Tujuan tersebut tersurat secara jelas dalam kitab suci weda di nyatakan : Moksartham jagathita ya ca iti dharmah yang artinya : Moksa dan jagathita. Moksa adalah kebahagiaan batin, dan jagadhita adalah kesejateraan lahir. Manusia adalah makluk hidup yang tertinggi tingkatan dan paling sempurna keberadaanya diantara semua makluk ciptaan Tuhan. Pembangunan Nasional mempunyai tujuan yang pasti yaitu: membangun manusia indonesia seutuhnya. Pengertian membangun adalah suatu proses menciptakan diri yang kurang baik menjadi baik. Dan manusia adalah makluk Tuhan yang mampu untuk itu.
a.     Dharma agama dan dharma negara.
  Dharma Agama adalah :merupakan tugas dan kewajiban yang patut di laksanakan oleh setiap umat untuk mencapai tujuan agama dan dipedomi kemudian di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.Dharma Agama adalah santapan Rohani yang patut didalami secara perlahan-lahan melalui proses berpikir dan mendekatatkan diri kepada Tuhan.
Dharma negara adalah merupakan tugas dan kewajiban warga masyarakat terhadap tujuan negaranya yaitu: dalam pembangunan yang telah diracangkan, pembangunan Negara adalah pembangunan kebersamaan semua warga masyarakat yang mendiami negara itu. Negara adalah tempat kehidupan untuk dapat hidup tenang,aman dan damai secara lahir dan batin.
F.   Sosiologi Hindu Keluarga Dan Masyarakat Dalam Agama Hindu
a.    Tingkatan Hidup Manusia
       Tujuan hidup menurut agama Hindu di pisahkan dengan tujuan agama,tujuan agama adalah  untuk mencapai jagathita yaitu kesejatraan hidup dan Moksa. Sedangkan tujuan hidup manusia adalah tercapainya catur purusaharta yang terikat suatu jalinan yang harmonis, dalam kehidupan ini yaitu Dharma, harta, kama dan moksa. Dalam ajaran agama hindu tingkat hidup manusia dapat di bagi menjadi empat:
1.         Brahmacari Asrama yaitu: masa kanak-kanak atau masa belajar;
2.         Grehasta Asrama yaitu masa berumah tangga ;
3.         Wanaprastha Asrama: masa untuk mengurangi ikatan keduniawian;
4.         Sannyasin atau biksukha Asrama yaitu masa memusatkan pikiran untuk mencapai moksa.
b. Kedudukan Dan Kewajiban Keluarga
       Seorang kepala keluarga memikul tanggung jawab yang sangat besar dan berat. Yang berpungsi sebagai kepala keluarga adalah seorang ayah dan seorang ibu adalah pengasuh atau pembina rumah tangga terutama anak-anak yang lahir dalam keluarga tersebut. Anak laki-laki mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam keluarga, karena sebagai penerus kelangsungan hidup keluarga.
1.      Kedudukan Dan Kewajiban Ayah
a)      Seorang ayah harus melindungi ibu,putra putrinya dan mengawinkan bila saatnya tiba.
b)       Ia harus menyerahkan pengasilanya kepada ibu untuk mengurus rumah tangga.
c)      Menjamin hidup dan memberi napkah kepada ibu, bila karena suatu urusan penting (tugas) dimana harus meninggalkan keluarga keluar daerah.
d)     Memelihara kehidupan yang suci dan saling mempercayai sehingga terjaga keharmonisan keluarga.
e)      Memberi kebahagiaan kepada ibu dan putra putrinya.
2.       Kedudukan Dan Kewajiban Ibu
a)        Seorang ibu tidak boleh bertindak sendiri-sendiri tampa pengetahuan ayah.
b)        Ibu harus pandai menempatkan diri,mengatur dan memelihara keharmonisan rumah tangga.
c)        Ibu harus setia kepada ayah dan putra putrinya dengan tetap berpegang pada dharma.
d)       Seorang ibu harus selalu mengendalikan pikiran,perkataan dan tindakanya dengan selalu mengingat dan memuja tuhan dan merenungkan kebenaran dan mencintai sepenuh hati ayah dan putra putrinya.
e)        Ibu wajib menegur ayah apabila ayah melakukan kesalahan atau perbuatan yang keliru yang dapat menjurus pada kehancuran rumah tangga.


3.    Kedudukan Dan Kewajiban Anak
            Kelahiran seorang anak laki-laki dalam keluarga hindu merupakan kebahagiaa karena mempunyai anak laki-laki adalah tujuan utama dari setiap kuarga hindu. Demikian pandangan umat hindu di masa lalu. Berbada halnya dengan kedudukan anak laki-laki maka kedudukan anak perumpuan karena dianggap sebagai dewi kemakmuran bertahtha. Bila dalam suatu keluarga tidak terdapat anak laki-laki maka anak perempuan berhak pula mewarisi semua harta peninggalan orang tuanya. Apa bila mempunyai saudara laki-laki maka ia berhak mewarisi separu dari yang diterima saudara laki-laki.jadi anak perumpuan dalam keluarga hindu mendapat tempat yang istimewa pula.
G.      Sila Dan Etika Hindu
a.       Pengertian Etika.
            Etika adalah Pengetahuan tentang kesusilaan. Kesusilaan berbentuk kaidah-kaidah yang berisi larangan-larangan atau suruhan-suruhan untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian dalam ajaran etika akan kita dapati tentang ajaran baik dan buruk.
b.      Subha Asubha Karma
           Dalam bagawatgita kecendrungan- kecendrungan sipat manusia di bedakan menjadi dua:
-Daiwi sampat : Kecendrungan kedewataan adalah kecendrungan kedewaan yang mulia menyebabkan manusia berbudi luhur yang mengantarkan orang untuk mendapatkan kerahayuan.
-Asuri sampat adalah: kecendrungan keraksaan,kecendrungan yang rendah yang menyebabkan manusia berbudi rendah dan dapat menyebabkan manusia jatuh keneraka.
c.       Pengendalian Diri
                     Agar orang tidak di kendalikan oleh kecendrungan-kecendrungan yang rendah ia harus mengendalikan dari guncangan-guncangan hati yang tidak baik. Guncangan itu semula ada dalam bentuk keinginan. Setiap keinginan menuntut kepuasan pada obyek indranya merupakan alat untuk memenuhi keinginan itu.
d.      Agama Sebagai Dasar Kesusilaan
           Andai kata orang mengatur dirinya bertingkah laku hanya karena orang lain, maka sewaktu-waktu ia akan berani berbuat tidak baik apabila tidak ada orang yang melihatnya, karena tidak ada orang yang memberi hukuman.tetapi tidak demikian halnya,karena orang-orang yang hidup di dunia ini mempunyai kesadaran, bahwa disamping orang lain, alam dan Tuhan akan menentukan dari akibat perbuatanya.
            Dirinya sendiri menjadi saksi, seseorang tidak dapat mengingkari akan segala sesuatu perbuatan terhadap dirinya sendiri, karena didalam dirinya ada sesuatu yang tidak dapat ditipu dan di bohongi yaitu sanghyang atma, walau bagai mana mulut kita membilang benar,akan perbuatan salah, atma akan tetap menjadi saksi segala apa yang di pikirkan,dikatakan dan dilakukan orang.
H.      Yadnya
a.         Pengertian dan dasar pelaksanaanya.
          Kata yadnya berasal dari kata Yad (bahasa sangsekerta) yang berarti korban pemujaan. Yadnya berarti upacara korban suci.suatu pemujaan yang memakai korban maka yadnya memerlukan dukungan sikap mental yang suci pula. Di samping sarana yang akan di persembahkan. Sarana yang melengkapi pelaksanaan suatu yadnya di istilahkan degan Upakara atau sajen. Secara etimologi upacara mengandung pengertian pelayanan yang ramah tamah atau kebaikan hati.secara harfiah tata pelaksanaan suatu yajnya di sebut upacara. Kesucian adalah sifat Tuhan orang harus suci lahir dan batin bila ingin memanjatkan doa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
b.         Yadnya Sebagai Cetusan Rasa Terimakasih
                      Dalam bagawadgita di jelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia melalui Yadnya, dengan yadnya pula manusia akan mencapai kebaikanya yang maha tinggi. Kehidupan di dunia ini pada hakekatnya memiliki ketergantungan dengan yang lain. Ada tiga jenis ketergantungan dalam hidup manusia yang membawa ikatan hutang (rna) ketiga hutang (Tri rna) adalah:
1.    Ketergantungan manusia pada Tuhan yang telah menciptakan kehidupan,memelihara dan memberikan kebutuhan hidup,membawa ikatan hitang jasa yang di kenal dengan dewa Rna.
2.    Ketergantungan kepada leluhur yang telah melahirkan, mengasuh dan membesarkan diri kita membawa ikatan hutang jasa yang di kenal dengan pitra Rna.
3.    Jasa para maha Rsi yang telah memberian pengetahuan suci untuk membebaskan hidup ini dari kebodohan menuju kesejatraan dan kebahagiaan hidup lahir batin membawa ikatan hutang jasa yang di kenal dengan rsi Rna.
c.         Dilihat Dari Segi Kwalitas Triguna Yajnya  Dapat Di Bagi Tiga Golongan
1.    Sattwika yadnya yadnya yang di laksanakan dengan keiklasan tampa mengharapkan hasilnya, dilaksanakan semata-mata suatu kewajiban yang patut dilaksanakan,serta sesui dengan sastranya.
2.    Rajasika yadnya adalah yadnya yang di persembahkan dengan motivasi untuk memamerkan kemampuan, serta terikat dengan keinginan untuk memperoleh buahnya.
3.    Tamasika yadnya adalah yadnya yang dilaksakan secara sembarangan tidak sesui dengan ketentuan sastranya tidak ada makanan yang dibagi-bagikan tidak ada mantra syair yang di nyanyikan, tidak ada daksina, serta tidak di landasi dengan keyakinan dan kepercayaan.
I.         Sembahyang (Muspa)
a.    Pengertian Muspa
     Muspa adalah sembahyang, menyebah, memuji, mengastawa, menghormat dengan jalan mencakupkan kedua telapak tangan serta pada kedua ujung jari tengah menjepit bunga.
b.    Jenis-Jenis Muspa
Muspa di bagi menjadi dua bagian yaitu sebagai berikut :
-   Muspa yang dilaksanakan setiap saat   Yang temasuk muspa ini adalah trisandya.
-       Muspa dilaksanakan pada saat-saat tertentu.   muspa ini adalah muspa yang dilaksanakan pada hari suci agama Hindu misalnya ; hari raya Kuningan, Galungan, Nyepi, Saraswati, dll.
c.    Pelaksanaan Sembahyang
1.    Membersihkan tempat duduk dengan mengucapkan mantram : Om prasda sthiti carira Ciwa Suci Nirmala yanamah
2.    Ambil dupa yang telah di nyalakan pegang setinggi hulu hati,tangan berbentuk kojong dengan mengucapkan mantram : Om Ang dupa Dipstraya namah swaha.

3.     membersihkan tangan dengan mengucapkan mantram:
-       Tangan kanan : Om kara Coddhaya mam swaha.
-        Tangan kiri : Om Kara ati Coddhaya mam swaha.
d.   Mengucap Mantram Gayatri
1.    Om bhur bhuvah svah, tat savitur       varenyam,bhargo dewasya dhimahi, dhio yo nah pracodayat.
2.    Om nareyanad evedam sarvam,  yad bhutham yacca bhavyam, niskala nirjana        nirvikalpo, niraksatah sudho dewo eko, narayana na dvityo asti kaccit.
3.    Om Tvam Ciwah Mahadewah icwarah para mesvara,brahma Wisnucca rudracca, purucah parehir titah.
4. Om  papo ham papakarmaham,papatma papa sambawah Trahimam Pundrikasa,Sabahya byantara cucih.
5. Om ksamava mam Mahadewah, sarwa prani hitang kara,mam mocca sarwapapebhyah,Palayasya sadacewa.
6.   Om ksantavya kayika dosah ksantavya wacika mama, ksantavya msnssa dosah, Tat pradam ksamaswa mam.
Om çanthi; çanthi, çanthi Om.