ARTIKEL TENTANG
MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA HINDU
A.
Perkembangan
Agama Hindu di India
Perkembangan agma hindu di india berlangsung dlm kerun waktu yang amat
panjang yaitu berabat-abat hingga sekarang. seorang ahli mengatakan yaitu
govinda 1924 perkembangan dapat di bagi 3 zaman :
1.
Zaman weda kono , zaman weda kono dimulai sekitar thn
2500 sm.
2.
Zaman brahmana, zaman brahmana diperkirakan
berkembangya sekitar thn 322-298 sm
3.
Zaman upanisad
, zaman
upanisad zaman ini menitik berkan pada ajaran panncasrada.
Sejarah agama hindu perkembangan agama hindu di india dapat
di ketahui dari kitab kitab suci hindu yang terhimpun dalam weda sruti, weda
smerti, itihasa dan upanisad dsb. Menurut
tradesi hindu maha rsi yang sangat berjasa nya dalam menghimpun dan
mengkodepikasi catur weda adalah maha rsi vyasa. Beliau di bantu oleh 4 orang siswanya
yaitu :
a.
Maha
rsi pulaha sebagai penyusun Reg Weda
Reg weda merupakan tertua dan terpenting dan menunjukan kebenaran
yang mutlak dan di ucapkan untuk mengundang mendekatkan tuhan yang maha esa dan manipestasinya yang di puja agar
hadir pada
saat upacara.
b.
Maha
rsi jaimini sebagai penyusun Sama Weda
Isinya hampir seluruhnya di ambil dari reg weda kecuali
beberapa nyanyian suci yang di nyanyikan pada waktu upacara di lakukan
penyampian nyanyian di berkan lagu yang di ucapkan oleh pemimpin upacara.
c.
Maha rsi waisampayana penyusun Yajur Weda
Berbentuk prosa yang isinya berupa yajur ataau lapal dan
doa pengucapan di laksanakan pada suatu upacarg a korban.pungsi lapal bukan
memuja para dewa melaikan untuk mengubah upacara korban yang di persembahkan
menjadi makanan yang dapat di terima oleh para dewa dengan pengucapan yang
berulang-ulang di sertai dengan menyebutkan nama dewa yg di hadirkan .
d.
Maha
rsi sumantu penyusun Atharwa Weda.
Isinya mantra mantra kebanyakan ber bersipat magis yang
memberi tuntunan hidup sehari hari bsrhubungan keduniawian seperti sihir.tenung
dan perdukunan isi sihir dimaksud adalah untuk menyembukan orang sakit mengusir
roh roh jahat dan mencelakan musuh.
Weda sebagai sumber ajaran agama hindu terdiri dari kitab sruti dan smerti. Sruti adalah wahyu tuhan dan smerti adalah penjelasan
atau tafsir terhadap wahyu tuhan.
B.
Sejarah Agama Hindu Di Indonesia Dan Perkembanganya.
Secara umum dapat di ketahui bahwa
masuk dan berkembangnya agama hindu di indonesia berasal dari india berlangsung
secara damai melalui kontak perhubungan dan perdagangan proses tersebut
berlangsung dalam kurun waktu yang amat panjang. Di awali dengan adanya kontak
perdagangan yaitu tukarmenukar barang
kemudian kontak kebudayaan dan sampai masalah agama dengan mendirikan
kerajaan-kerajaan hindu di indonesia.
Pengaruh agama hindu secara jelas
dapat di ketahui sekitar thun 400 masehi dengan di dapatkan batu bertulis dalam
bentuk yupa di tepi sungai mahakam Kalimantan Timur, menyebutkan
tentang kerajaan Kutai. Yupa tersebut berupa tiang batu yang di pergunakan
untuk mengikat binatang korban saat dilaksanakan upacara. Dari isi yupa
tersebut memberikan bukti-bukti kehinduan yang tertua di indonesia.
Yupa
itu pergunakan hurup pallawa dan bahasa sansekerta, keterangan-keterangan yang
di lukiskan pada yupa di tinjau dari relegi menunjukan sivaistis dengan
vaprakesvara pada isi yupa yang ketiga dari 7 buah yupa yang di temukan. Vaprakasvara
berarti suatu tempat suci yang berhubungan dengan dewa iswara (nama lain dari
deva siwa). Dari yupa yang lain juga dapat diketahui bahwa agama yang di anut
di kutai adalah agama brahma, yaitu dengan jenis hadiah yang di berikan oleh
raja Mulawarman kepada para pendeta di tempat suci yupa.
Selanjutnya
agama hindu berkembang ke Jawa Barat yang di perkirakan mulai abad ke-5 di tandai dengan
munculnya kerajaan Taruma Negara dengan rajanya bernama Purnawarman.
Bukti-bukti dengan adanya 7 buah prasasti pada batu-batu bertulis memakai hurup
pallawa dan bahasa sansekerta. Ke 7 prasasti
tersebut di temui Ciaruetum, Bebun Kopi, Jambu Pasir Awi, Muara Cianten
Lebak.
Dari
prasasti tersebut di peroleh keterangan bahwa rajapurnawarman beragama hindu
dengan Menokohkan dewa wisnu sebagai
sumber pemberi kemakmuran.hal ini jelas di sebutkan bahwa dalam prasasti
.Tugu raja Purnawarman dalam perintahanya menggali sungai gotami yang di akhiri
dengan pemberian hadiah berupa 1000 ekor lembu kepada Brahmana.
Selanjutnya
agama hindu berkembang di jawa tengah di perkirakan sekitar tahun 670 masehi
dengan di berikan berupa batu bertulis memakai huruf pallawa yang tipe
hurufnya memakai bahasa sansekerta hal
tersebut menyatakan pengaruh hindu yang
berkonsepsikan tri murti yaitu pemujaan terhadap dewa brahma ,wisnu dan siwa
muncul di Jawa Tengah.
Perkembangan
agama hindu berikutnya di Jawa Timur.dapat diketahui dari munculnya empu sindok
sebagai peletak dasar yg memerintah di kerajaan medang pada thn 929-947 ms.
Bergelar sri isana tungga dewa wijaya yang berarti raja yang sangat memuliakan
pemujaan Dewa Siwa dan berkonsepkan Tri Murti.
Perkembangan
agama hindu berikut beralih dari Jawa Timur ke Bali di perkirakan dari abad ke
8 hingga abad ke 10 hal ini di buktikan penemuan Ye Te Mantra Bhuda Siwa Sidharta di pejeng bukti
yang lebih jelas dengan adanya pendirian pura besakih di bali. Begitu juga di
lur pulau bali sudah berdiri pura,bahkan hampir di seluruh indonesia ,t ermasuk
di Kalimantan Tengah
C.
Alam Semesta Dan Isinya
a.
Asal Mula
Alam Semesta
Alam
semesta atau jagat raya ini dahulu pernah tidak ada, lalu ada,kemudian tidak
ada lagi demikian seterusnya berulang-ulang kali. Pada saat alam ini mengada di
sebut Srsti atau Brahma Diwa atau siang hari Brahma. Ketika alam ini meniada di sebut
dengan Pralaya
atau Brahma Nakta. Proses (peristiwa) mengadakan alam ini berlangsung secara
berjenjang dari jenjang yang teramat gaib/halus sampai pada jenjang tampak
berwujud/kasar.ketika tiada apa-apa yang ada hanya tuhan.kemudain tuhan menjadikan
dirinya Sadsiwa atau Saguna Brahma. Pada jenjang ini tuhan telah
menjadi/berwujud/berbadan purusa dan prakerti. Purusa adalah unsur dasar yang
bersifat kejiwaan, sedangkan prakerti unsur dasar yang bersifat kebendaan, baik
kedua-duanya tak dapat diamati dan tanpa permulaan.
b. Asal Mula Manusia Dan Unsur-Unsurnya
Asal
mula manusia dan alam semesta ini pada hakekatnya adalah sama yaitu dari purusa
dan prakerti maka itu alam semesta ini lajim di sebut buana agung sedangkan
diri manusia di sebut buana alit. Pada diri manusia unsur purusa itu menjadi
jiwatma sedangkan unsur prakerti menjadi badan kasar atau satula sarira juga di
sebut raga sarira.-sukma sarira linga sarira terjadi dari :Budhi, Manas,
dan Ahamkara di sebut Triantah
karena (tiga penyebab akhir) dengan
masing-masing fungsi adalah:
1.
Budhi berfungsi untuk menentukan
keputusan
2.
Manas berfungsi untuk berpikir
3.
Ahamkara berfungsi untuk merasakan dan bertindak.
c.
Hakekat
Manusia
Manusia
adalah makluk yang berakal budi, manusia sering di sebut atmaja, anuja, atau
janma dan juga purusa. Manusia di katakan manusia oleh karena ia pada
hakekatnya adalah penjelmaan dari anu, anu dalam bahasa sansekerta berarti atom
maksudnya percikan kecil dari tuhan dan di sebut purusa oleh karena manusia
meang berasal dari purusa atau juga wesesa.
Jika
si rajas yang lebih unggul dibanding dengan satwam dan tamas maka
menyebabkan atma akan jatuh keneraka. Akhirnya apabila si tamas yang paling
ungguldi banding dengan yang lainya maka menjelemalah atma sebagai binatang dan tumbuh-tumbuhan.
D.
Pokok-Pokok
Sradha Dalam Agama Hindu
Panca sradha pokok-pokok keimanan dalam ajaran agama
hindu dapat di bagi menjadi lima bagian yang di sebut dengan panca sradha, panca
berarti lima (5) sradha berarti kepercayaaan yaitu :
1.
Percaya akan adanya Sang Hyang Widhi
2.
Percaya akan adanya Atman
3.
Percaya akan adanya Karmapala
4.
Percaya akan adanya Punarbhawa
5.
Percaya akan adanya Moksa
Catur Purusartha, pembagian catur
purusartha catur purusa artha terdiri dari catur berarti empat (4), purusa berarti jiwa
atau manusia dan artha berarti tujuan hidup manusia. Di dalam kitab brahma
purana di jelaskan bahwa tubuh adalah alat untuk mendapatkan dharma,artha,kama
dan moksa.
Artha , kata artha berarti tujuan,demikian
juga dengan kaitan dengan peramartha tujuan yang tertinggi tetapi sebagai
tujuan dari catur purusartha, artha berarti kekayaan.dalam ajaran agama hindu
sangat memperhatikan kedudukan dan fungsi artha dalam kehidupan.mencari dan memiliki
harta bukan suatu hal yang di larang melaikan suatu hal yang di anjurkan.
E.
Agama Hindu Dan Pembangunan Nasional
Keselaran tujuan Agama Hindu dan
tujuan pembangunan nasional. Tujuan tersebut tersurat secara jelas dalam kitab
suci weda di nyatakan : Moksartham jagathita ya ca iti dharmah yang artinya :
Moksa dan jagathita. Moksa adalah kebahagiaan batin, dan jagadhita
adalah kesejateraan lahir. Manusia adalah makluk hidup yang tertinggi tingkatan
dan paling sempurna keberadaanya diantara semua makluk ciptaan Tuhan. Pembangunan
Nasional mempunyai tujuan yang pasti yaitu: membangun manusia indonesia
seutuhnya. Pengertian membangun adalah suatu proses menciptakan diri yang
kurang baik menjadi baik. Dan manusia adalah makluk Tuhan yang mampu untuk itu.
a.
Dharma agama dan dharma negara.
Dharma Agama adalah :merupakan tugas dan
kewajiban yang patut di laksanakan oleh setiap umat untuk mencapai tujuan agama
dan dipedomi kemudian di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.Dharma
Agama adalah santapan Rohani yang patut didalami secara perlahan-lahan melalui
proses berpikir dan mendekatatkan diri kepada Tuhan.
Dharma
negara adalah merupakan tugas dan kewajiban warga masyarakat terhadap tujuan
negaranya yaitu: dalam pembangunan yang telah diracangkan, pembangunan Negara adalah
pembangunan kebersamaan semua warga masyarakat yang mendiami negara itu. Negara
adalah tempat kehidupan untuk dapat hidup tenang,aman dan damai secara lahir
dan batin.
F.
Sosiologi
Hindu Keluarga
Dan Masyarakat Dalam Agama Hindu
a.
Tingkatan
Hidup Manusia
Tujuan hidup menurut agama Hindu
di pisahkan dengan tujuan agama,tujuan agama adalah untuk mencapai jagathita yaitu kesejatraan
hidup dan Moksa. Sedangkan tujuan hidup manusia adalah tercapainya catur
purusaharta yang terikat suatu jalinan yang harmonis, dalam kehidupan ini yaitu
Dharma, harta, kama dan moksa. Dalam ajaran agama hindu tingkat hidup manusia
dapat di bagi menjadi empat:
1.
Brahmacari
Asrama yaitu: masa kanak-kanak atau masa belajar;
2.
Grehasta
Asrama yaitu masa berumah tangga ;
3.
Wanaprastha
Asrama: masa untuk mengurangi ikatan keduniawian;
4.
Sannyasin
atau biksukha Asrama yaitu masa memusatkan pikiran untuk mencapai moksa.
b. Kedudukan Dan Kewajiban Keluarga
Seorang kepala keluarga memikul tanggung
jawab yang sangat besar dan berat. Yang berpungsi sebagai kepala keluarga
adalah seorang ayah dan seorang ibu adalah pengasuh atau pembina rumah tangga
terutama anak-anak yang lahir dalam keluarga tersebut. Anak laki-laki mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam keluarga, karena sebagai penerus
kelangsungan hidup keluarga.
1. Kedudukan Dan Kewajiban Ayah
a) Seorang ayah harus melindungi ibu,putra putrinya
dan mengawinkan bila saatnya tiba.
b) Ia harus
menyerahkan pengasilanya kepada ibu untuk mengurus rumah tangga.
c) Menjamin hidup dan memberi napkah kepada ibu, bila
karena suatu urusan penting (tugas) dimana harus meninggalkan keluarga keluar
daerah.
d) Memelihara kehidupan yang suci dan saling
mempercayai sehingga terjaga keharmonisan keluarga.
e) Memberi kebahagiaan kepada ibu dan putra putrinya.
2. Kedudukan Dan Kewajiban Ibu
a)
Seorang ibu
tidak boleh bertindak sendiri-sendiri tampa pengetahuan ayah.
b)
Ibu harus
pandai menempatkan diri,mengatur dan memelihara keharmonisan rumah tangga.
c)
Ibu harus
setia kepada ayah dan putra putrinya dengan tetap berpegang pada dharma.
d) Seorang ibu harus selalu mengendalikan
pikiran,perkataan dan tindakanya dengan selalu mengingat dan memuja tuhan dan
merenungkan kebenaran dan mencintai sepenuh hati ayah dan putra putrinya.
e)
Ibu wajib
menegur ayah apabila ayah melakukan kesalahan atau perbuatan yang keliru yang
dapat menjurus pada kehancuran rumah tangga.
3. Kedudukan Dan Kewajiban Anak
Kelahiran
seorang anak laki-laki dalam keluarga hindu merupakan kebahagiaa karena
mempunyai anak laki-laki adalah tujuan utama dari setiap kuarga hindu. Demikian
pandangan umat hindu di masa lalu. Berbada halnya dengan kedudukan anak
laki-laki maka kedudukan anak perumpuan karena dianggap sebagai dewi kemakmuran
bertahtha. Bila dalam suatu keluarga tidak terdapat anak laki-laki maka anak
perempuan berhak pula mewarisi semua harta peninggalan orang tuanya. Apa bila
mempunyai saudara laki-laki maka ia berhak mewarisi separu dari yang diterima
saudara laki-laki.jadi anak perumpuan dalam keluarga hindu mendapat tempat yang
istimewa pula.
G. Sila Dan Etika Hindu
a. Pengertian Etika.
Etika
adalah Pengetahuan tentang kesusilaan. Kesusilaan berbentuk kaidah-kaidah yang
berisi larangan-larangan atau suruhan-suruhan untuk berbuat sesuatu. Dengan
demikian dalam ajaran etika akan kita dapati tentang ajaran baik dan buruk.
b. Subha Asubha Karma
Dalam
bagawatgita kecendrungan- kecendrungan sipat manusia di bedakan menjadi dua:
-Daiwi sampat : Kecendrungan kedewataan adalah
kecendrungan kedewaan yang mulia menyebabkan manusia berbudi luhur yang mengantarkan
orang untuk mendapatkan kerahayuan.
-Asuri sampat adalah: kecendrungan
keraksaan,kecendrungan yang rendah yang menyebabkan manusia berbudi rendah dan
dapat menyebabkan manusia jatuh keneraka.
c. Pengendalian Diri
Agar
orang tidak di kendalikan oleh kecendrungan-kecendrungan yang rendah ia harus
mengendalikan dari guncangan-guncangan hati yang tidak baik. Guncangan itu
semula ada dalam bentuk keinginan. Setiap keinginan menuntut kepuasan pada
obyek indranya merupakan alat untuk memenuhi keinginan itu.
d. Agama Sebagai Dasar Kesusilaan
Andai
kata orang mengatur dirinya bertingkah laku hanya karena orang lain, maka
sewaktu-waktu ia akan berani berbuat tidak baik apabila tidak ada orang yang
melihatnya, karena tidak ada orang yang memberi hukuman.tetapi tidak demikian
halnya,karena orang-orang yang hidup di dunia ini mempunyai kesadaran, bahwa
disamping orang lain, alam dan Tuhan akan menentukan dari akibat perbuatanya.
Dirinya
sendiri menjadi saksi, seseorang tidak dapat mengingkari akan segala sesuatu
perbuatan terhadap dirinya sendiri, karena didalam dirinya ada sesuatu yang
tidak dapat ditipu dan di bohongi yaitu sanghyang atma, walau bagai mana mulut
kita membilang benar,akan perbuatan salah, atma akan tetap menjadi saksi segala
apa yang di pikirkan,dikatakan dan dilakukan orang.
H. Yadnya
a.
Pengertian
dan dasar pelaksanaanya.
Kata
yadnya berasal dari kata Yad (bahasa sangsekerta) yang berarti korban pemujaan.
Yadnya berarti upacara korban suci.suatu pemujaan yang memakai korban maka yadnya
memerlukan dukungan sikap mental yang suci pula. Di samping sarana yang akan di
persembahkan. Sarana yang melengkapi pelaksanaan suatu yadnya di istilahkan
degan Upakara atau sajen. Secara etimologi upacara mengandung pengertian
pelayanan yang ramah tamah atau kebaikan hati.secara harfiah tata pelaksanaan
suatu yajnya di sebut upacara. Kesucian adalah sifat Tuhan orang harus suci
lahir dan batin bila ingin memanjatkan doa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
b.
Yadnya
Sebagai Cetusan Rasa Terimakasih
Dalam
bagawadgita di jelaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia melalui Yadnya, dengan
yadnya pula manusia akan mencapai kebaikanya yang maha tinggi. Kehidupan di
dunia ini pada hakekatnya memiliki ketergantungan dengan yang lain. Ada tiga
jenis ketergantungan dalam hidup manusia yang membawa ikatan hutang (rna)
ketiga hutang (Tri rna) adalah:
1. Ketergantungan manusia pada Tuhan yang telah
menciptakan kehidupan,memelihara dan memberikan kebutuhan hidup,membawa ikatan
hitang jasa yang di kenal dengan dewa Rna.
2. Ketergantungan kepada leluhur yang telah
melahirkan, mengasuh dan membesarkan diri kita membawa ikatan hutang jasa yang
di kenal dengan pitra Rna.
3. Jasa para maha Rsi yang telah memberian pengetahuan
suci untuk membebaskan hidup ini dari kebodohan menuju kesejatraan dan
kebahagiaan hidup lahir batin membawa ikatan hutang jasa yang di kenal dengan
rsi Rna.
c.
Dilihat Dari
Segi Kwalitas Triguna Yajnya Dapat Di
Bagi Tiga Golongan
1. Sattwika yadnya yadnya yang di laksanakan dengan
keiklasan tampa mengharapkan hasilnya, dilaksanakan semata-mata suatu kewajiban
yang patut dilaksanakan,serta sesui dengan sastranya.
2. Rajasika yadnya adalah yadnya yang di persembahkan
dengan motivasi untuk memamerkan kemampuan, serta terikat dengan keinginan
untuk memperoleh buahnya.
3. Tamasika yadnya adalah yadnya yang dilaksakan
secara sembarangan tidak sesui dengan ketentuan sastranya tidak ada makanan
yang dibagi-bagikan tidak ada mantra syair yang di nyanyikan, tidak ada
daksina, serta tidak di landasi dengan keyakinan dan kepercayaan.
I.
Sembahyang (Muspa)
a. Pengertian Muspa
Muspa adalah
sembahyang, menyebah, memuji, mengastawa, menghormat dengan jalan mencakupkan
kedua telapak tangan serta pada kedua ujung jari tengah menjepit bunga.
b. Jenis-Jenis Muspa
Muspa di bagi menjadi dua
bagian yaitu sebagai berikut :
- Muspa yang dilaksanakan setiap saat Yang temasuk muspa ini adalah trisandya.
- Muspa yang dilaksanakan setiap saat Yang temasuk muspa ini adalah trisandya.
- Muspa dilaksanakan pada saat-saat tertentu. muspa ini adalah muspa yang dilaksanakan
pada hari suci agama Hindu misalnya ; hari raya Kuningan, Galungan, Nyepi,
Saraswati, dll.
c. Pelaksanaan Sembahyang
1. Membersihkan tempat duduk dengan mengucapkan
mantram : Om prasda sthiti carira Ciwa Suci Nirmala yanamah
2. Ambil dupa yang telah di nyalakan pegang setinggi
hulu hati,tangan berbentuk kojong dengan mengucapkan mantram : Om Ang dupa
Dipstraya namah swaha.
3. membersihkan
tangan dengan mengucapkan mantram:
- Tangan kanan : Om kara Coddhaya mam swaha.
- Tangan kiri :
Om Kara ati Coddhaya mam swaha.
d. Mengucap Mantram Gayatri
1. Om bhur bhuvah svah, tat savitur varenyam,bhargo dewasya dhimahi, dhio yo
nah pracodayat.
2. Om nareyanad evedam sarvam, yad bhutham
yacca bhavyam, niskala nirjana nirvikalpo, niraksatah sudho dewo eko, narayana
na dvityo asti kaccit.
3. Om Tvam Ciwah Mahadewah icwarah para mesvara,brahma
Wisnucca rudracca, purucah parehir titah.
4. Om papo ham
papakarmaham,papatma papa sambawah Trahimam Pundrikasa,Sabahya byantara cucih.
5. Om ksamava mam Mahadewah, sarwa prani hitang
kara,mam mocca sarwapapebhyah,Palayasya sadacewa.
6. Om ksantavya kayika dosah ksantavya wacika mama,
ksantavya msnssa dosah, Tat pradam ksamaswa mam.
Om çanthi; çanthi, çanthi Om.